FB (bbc)
Jakarta - Pembajakan akun Facebook sudah sering kali terjadi. Pembajak cenderung membajak akun milik orang yang punya banyak relasi.
"Pembajak akun yang bertujuan menipu cenderung membajak akun yang punya banyak relasi," ujar Husain Abdullah, staf khusus JK, yang Facebook-nya pernah dibajak, kepada detikcom, Kamis (21/10/2010).
Husain bercerita, kasus yang menimpa mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Ashiddiqie tidak terlalu berbeda dengan yang pernah menimpanya. Pembajak akunnya meminta uang dan chip poker kepada relasi-relasinya. Sebagian relasinya ada yang mengikuti permintaan pembajak. Namun berkat usaha Husain, si pembajak akhirnya mau mengembalikan akun-nya kembali.
"Saat saya diberitahu sama teman-teman, saya langsung berusaha untuk bisa mengobrol dengan pembajak akun saya. Saya meminjam akun teman yang berteman dengan akun saya. Saya menunggu pembajak itu online," kata Husain.
Setelah berhasil ngobrol, Husain langsung mengaku jika akun yang dipakai pembajak adalah akun miliknya. Ia membujuk agar pembajak mengembalikan akunnya.
"Pembajak itu mau mengembalikan akun saya kalau saya memberinya uang. Tapi saya melakukan pendekatan persuasif. Saya bilang, kalau sudah ikhlas mengembalikan akun saya, hubungi saya. Saya bahkan memberinya nomer HP," ujar Husain.
Setelah mengobrol berkali-kali, pembajak akhirnya menyerah. Ia mau mengembalikan akun Husain, lengkap dengan password yang sudah diubah oleh pembajak.
Husain bahkan mengajak pembajak akunnya untuk bertemu. Ia saat itu berjanji tidak akan melapor ke polisi. "Pakai pendekatan kemanusiaan. Setelah saya ngobrol, dia memberitahu trik-trik agar password tidak mudah dibobol," ucapnya.
"Sebaiknya gunakan password yang lebih rumit, misalnya pakai bintang dan titik. Selain itu, kalau mengetik di login, gunakan keyboard screen," tambahnya.
Sebelumnya, akun Facebook milik mantan ketua MK, Jimly Ashiddiqie yang beralamat di "Jimly Tiga" dibajak oleh orang yang tidak dikenal. Akun Jimly lalu digunakan untuk menipu orang lain. Modusnya, orang tersebut mengirimkan pesan kepada beberapa teman yang ada dalam list Jimly dan menawarkan sejumlah barang untuk dibeli dengan setengah memaksa dan mencatut nama dirinya.
"Ya katanya menjual laptop murah eks selundupan. Sudah ada satu orang dari Manado yang tertipu, ia diminta mengirimkan Rp 15 juta. Tapi akhirnya dia tahu itu bukan saya, orang yang menipunya mengaku bernama Hendra dengan nomor telepon 085298336765 dan rekening yang digunakan BNI 46 atas nama Tri Utoro dengan nomor 342001033944537," beber Jimly.
( gun / fw )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar