KursusHP ServisHP Servis EMMC Ganti EMMC kursus teknisi handphone kursus reparasi handphone kursus servis handphone kursus bongkar pasang handphone kursus ganti LCD handphone kursus ganti baterai handphone kursus ganti kamera handphone kursus ganti flash handphone kursus ganti speaker handphone kursus ganti port charger handphone kursus ganti komponen handphone lainnya kursus teknisi handphone murah kursus teknisi handphone cepat kursus teknisi handphone bergaransi kursus teknisi hanpphone dekat

Minggu, 31 Oktober 2010

Pesta Blogger+ 2010 Tabu di Internet Jangan Didiamkan


Sarah Azhari (dok. inet)

Jakarta - Berhadapan dengan hal tabu, orang cenderung akan membentengi diri untuk tidak membicarakannya. Namun menurut Donny BU, penggiat internet sehat dari ICT Watch, hal semacam ini sebaiknya malah harus didiskusikan secara terbuka agar ada solusinya.

"Ini penting. Kalau tidak dibahas, anak-anak nantinya malah cari sendiri," ujarnya di salah satu sesi acara Pesta Blogger + 2010, di Epicentrum Walk, akhir pekan ini.

Ucapan Donny lantas diamini artis Sarah Azhari yang turut hadir menuturkan pengalamannya. Menurutnya, anak-anak bisa menemukan konten-konten tabu secara tak sengaja.

"Ini terjadi sama anak saya. Padahal maksudnya tidak cari yang seperti itu. Tapi saat typing, lalu search, tidak sengaja melihat juga yang lain. Jadi menurut saya, saat anak menemukan hal-hal seperti itu, baiknya kita kasih pengertian secara detail," ujar Sarah yang datang bersama putranya.

Dikatakan Donny, orangtua seharusnya tahu bahaya internet. Namun ironisnya, yang terjadi justru masih banyak orangtua yang tidak mengerti akan hal ini.

Ia juga menyebutkan, anak-anak merupakan kelompok pengguna internet yang paling rentan terkontaminasi konten negatif. Masalah ini menurutnya tidak cukup ditangani dengan kebijakan pemblokiran situs.

"Jangan diblokir tapi dipantau. Anak-anak lihat apa saja lalu orangtua diskusikan dengan mereka," tegasnya.

Ia juga mengeluhkan, gembar-gembor bahwa 90% situs porno sudah terblokir justru malah membuat orangtua lengah. Padahal menurutnya, sikap orangtua yang paling penting di sini. "Mereka malah jadi tidak aware lagi, karena merasa sudah aman," sesalnya.

Dalam kesempatan ini, pria yang juga berprofesi sebagai akademisi ini mengingatkan para netter agar bijak ketika menyebarkan sebuah konten.

"Misalnya, jangan menyebarkan foto yang memperlihatkan keadaan mengenaskan. Perhatikan etika, coba seandainya foto itu adalah kerabat kita, bagaimana perasaan kita," ujarnya.

( rns / rou )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages