KursusHP ServisHP Servis EMMC Ganti EMMC kursus teknisi handphone kursus reparasi handphone kursus servis handphone kursus bongkar pasang handphone kursus ganti LCD handphone kursus ganti baterai handphone kursus ganti kamera handphone kursus ganti flash handphone kursus ganti speaker handphone kursus ganti port charger handphone kursus ganti komponen handphone lainnya kursus teknisi handphone murah kursus teknisi handphone cepat kursus teknisi handphone bergaransi kursus teknisi hanpphone dekat

Selasa, 19 Oktober 2010

Indonesia, Pasar Strategis Telekomunikasi Asia


(Ist)

Shanghai - Indonesia dinilai menjadi pasar penting dalam rantai bisnis telekomunikasi Asia. Dengan jumlah penduduk yang mencapai lebih dari 220 juta jiwa, negara dengan belasan ribu pulau ini dipercaya masih memiliki banyak celah potensial untuk terus berkembang.

"Selain dari jumlah penduduk, pertumbuhan bisnis telekomunikasi juga sangat cepat di Indonesia," ujar George Zhu, Vice President Network Product Line ZTE Corporation.

Sejatinya, lanjut Liu, kondisi ini sangat baik bagi penggiat bisnis telekomunikasi untuk membangun infrastruktur di Indonesia. Hanya saja, para pemangku kepentingan industri telekomunikasi di Tanah Air harus bahu-membahu, tidak bisa melakukannya sendiri.

Pemerintah dinilai memiliki perang yang cukup strategis dalam menjadi motor pembangunan dalam industri telekomunikasi ini. Sebab, mereka dalam posisi sebagai pemangku kebijakan.

Jadi apapun yang diputuskan oleh regulator telekomunikasi di Tanah Air maka akan berpengaruh terhadap masa depan industri itu sendiri.

Menurut Geroge, apa yang harus dilakukan pemerintah suatu negara maju dan berkembang seperti Indonesia dalam membuat kebijakan telekomunikasi juga dinilai berbeda.

"Di negara berkembang misalnya, pemerintah setempat sebaiknya lebih membuka pintu dan menarik para investor agar mau membangun infrastruktur di Indonesia. Sebab di negara berkembang masih butuh pembangunan sarana," tukasnya.

Namun yang patut diingat adalah, tak cuma mengundang untuk berinvestasi,
pemerintah juga harus menjamin investasi para pemilik modal tersebut agar mereka lebih yakin ketika mengucurkan dana segar dan transfer teknologi.

"Lain halnya dengan negara maju yang sudah lengkap dari sisi infrastruktur.
Kalau untuk mereka lebih baik pemerintah melakukan kebijakan open market. Silakan memberi lisensi namun para perusahaan itu harus dipegang komitmennya," pungkas pria berkacamata ini.

Menurut data Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI), pelanggan seluler di Tanah Air saat ini sudah lebih dari 180 juta. Sementara pengguna internet berada di kisaran 30-40 juta.
( ash / rns )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages