Mark Zuckerberg (Ist.)
Jakarta - Pendiri situs jejaring sosial Facebook, Mark Zuckerberg rupanya bertekad agar Facebook bisa diakses di China. Saking seriusnya, Zuckerberg bahkan sedang mempelajari bahasa negeri Tirai Bambu itu.
Dikutip detikINET dari News, Rabu (20/10/2010), Zuckerberg menjelaskan sepak terjang Facebook yang rencananya akan semakin gencar khususnya di empat negara seperti di China, Jepang, Korea Selatan dan Rusia.
"Kami telah menargetkan China dan sepakat satu negara itu (China-red) sangat kompleks dan memiliki dinamika tersendiri," tukas Zuckerberg.
"Di China saya pikir ada nilai-nilai yang berbeda seperti yang kami lakukan di Amerika Serikat. Sebelum kami melakukan apapun di sana, saya pribadi menghabiskan banyak waktu untuk mempelajari dan mencari tahu apa yang tepat untuk dilakukan di sana," tambahnya.
Zuckerberg juga menceritakan bahwa mempelajari bahasa China merupakan tantangannya di tahun ini. Selama satu jam setiap harinya ia mempelajari bahasa itu. "Saya mencoba untuk memahami bahasa, budaya dan pola pikir China. Itu seperti menjadi bagian dari dunia," katanya.
Bos yang masih berusia 26 tahun itu menuturkan bahwa perusahaannya juga menghormati hukum lokal dan perbedaan budaya. Ia menjelaskan bagaimana kontroversi kontes menggambar wajah Nabi Muhammad beberapa bulan lalu cukup mengganggunya.
"Seseorang di Pakistan sedang berusaha untuk menghukum mati saya. Itu bukan lelucon, yah mungkin semacam lelucon tapi itu tidak lucu," tandasnya.
"Saya tidak ingin Facebook menjadi perusahaan Amerika walau jelas berada di Amerika. Tetapi saya tidak ingin perusahaan ini hanya menjadi penyebar nilai-nilai Amerika ke seluruh dunia," tutupnya.
( feb / wsh )
Dikutip detikINET dari News, Rabu (20/10/2010), Zuckerberg menjelaskan sepak terjang Facebook yang rencananya akan semakin gencar khususnya di empat negara seperti di China, Jepang, Korea Selatan dan Rusia.
"Kami telah menargetkan China dan sepakat satu negara itu (China-red) sangat kompleks dan memiliki dinamika tersendiri," tukas Zuckerberg.
"Di China saya pikir ada nilai-nilai yang berbeda seperti yang kami lakukan di Amerika Serikat. Sebelum kami melakukan apapun di sana, saya pribadi menghabiskan banyak waktu untuk mempelajari dan mencari tahu apa yang tepat untuk dilakukan di sana," tambahnya.
Zuckerberg juga menceritakan bahwa mempelajari bahasa China merupakan tantangannya di tahun ini. Selama satu jam setiap harinya ia mempelajari bahasa itu. "Saya mencoba untuk memahami bahasa, budaya dan pola pikir China. Itu seperti menjadi bagian dari dunia," katanya.
Bos yang masih berusia 26 tahun itu menuturkan bahwa perusahaannya juga menghormati hukum lokal dan perbedaan budaya. Ia menjelaskan bagaimana kontroversi kontes menggambar wajah Nabi Muhammad beberapa bulan lalu cukup mengganggunya.
"Seseorang di Pakistan sedang berusaha untuk menghukum mati saya. Itu bukan lelucon, yah mungkin semacam lelucon tapi itu tidak lucu," tandasnya.
"Saya tidak ingin Facebook menjadi perusahaan Amerika walau jelas berada di Amerika. Tetapi saya tidak ingin perusahaan ini hanya menjadi penyebar nilai-nilai Amerika ke seluruh dunia," tutupnya.
( feb / wsh )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar