ilustrasi (ist)
Demikian disampaikan Wisnu Adhi Wuryanto, Ketua Umum DPP Serikat Karyawan (Sekar) Telkom, dalam gelar orasi penolakan merger atau akuisisi Flexi-Esia di Gedung Telkom Gambir, Jakarta, Selasa (19/10/2010).
"Direksi Telkom harusnya tidak menggunakan kacamata kuda dalam melihat keterbatasan kanal frekuensi Flexi. Masih banyak solusi yang bisa dipertimbangkan. Merger atau akuisisi cuma jalan pintas," begitu katanya.
Telkom Flexi yang beroperasi di frekuensi 800 MHz menggunakan empat kanal untuk melayani 16,2 juta pelanggan fixed wireless access Flexi. Terbatasnya jumlah kanal yang dimiliki Flexi kerap dijadikan alasan tidak bisa ekspansi.
"Padahal ada solusinya. Pemerintah sedang menggodok aturan MVNO (mobile virtual network operator) atau sharing frekuensi," jelas Wisnu.
Ketimbang Flexi dan Esia merger atau akuisisi, Sekar Telkom menyarankan agar keduanya lebih memilih kerja sama sinergi pemanfaatan frekuensi. Sebab dengan sharing frekuensi, keduanya jika dikalkulasikan bisa memanfaatkan 12,5 MHz.
"Jadi direksi itu harusnya lebih fokus kepada pengembangan teknologi CDMA. Bukan hanya mengurusi M dan A (merger akuisisi)-nya saja," sindir Wisnu.
( rou / rou )
0 komentar:
Posting Komentar