KursusHP ServisHP Servis EMMC Ganti EMMC kursus teknisi handphone kursus reparasi handphone kursus servis handphone kursus bongkar pasang handphone kursus ganti LCD handphone kursus ganti baterai handphone kursus ganti kamera handphone kursus ganti flash handphone kursus ganti speaker handphone kursus ganti port charger handphone kursus ganti komponen handphone lainnya kursus teknisi handphone murah kursus teknisi handphone cepat kursus teknisi handphone bergaransi kursus teknisi hanpphone dekat

Selasa, 19 April 2011

Soal Robot, Pemerintah Harus Buka Mata


Salah satu robot Unikom (afz/inet)

Bandung - Selama ini perhatian pemerintah terhadap bidang robotika di Indonesia masih dirasa kurang. Padahal banyak kampus di Indonesia yang menorehkan prestasi di tingkat dunia. Unikom misalnya. Dalam 3 tahun berturut-turut, kampus ini berhasil menjadi juara dunia di RoboGames.

Pendapat ini disampaikan oleh Rektor Unikom, Eddy Soeryanto Soegoto saat berbincang dengan detikINET, Selasa (19/4/2011).

"Kita sangat berharap pemerintah bisa memberi perhatian lebih. Jangan sampai anak bangsa yang hebat ini tidak difasilitasi. Mereka ini membawa nama bangsa loh. Mereka ini memberikan citra positif untuk nama bangsa ini di tingkat dunia," harapnya.

Tim Robotika Unikom berhasil mempertahankan gelar juaranya di RoboGames yang digelar di San Mateo, California, Amerika Serikat tanggal 15-17 April 2011. Dalam kejuaran tingkat dunia itu, tim yang diketuai oleh Yusrilla Kerlooza ini berhasil menyabet emas untuk kategori Open Fire Fighting Autonomous dan Open Ribbon Climber Autonomous.

Tak hanya itu, seminggu sebelumnya, tim ini juga berhasil memboyong dua emas dan satu perunggu untuk kategori RoboWaiter di 18 th Trinity College Fire Fighting Home Robot Contest yang digelar di Trinity College, Hartford, Connecticut, Amerika Serikat.

Selain Unikom, dalam 18 th Trinity College Fire Fighting Home Robot Contest ini ada dua kampus negeri lainnya yang mewakili Indonesia. Keduanya adalah ITB dan UGM. Sama seperti Unikom, kedua kampus ini juga berhasil meraih emas untuk kategori Fire Fighting.

Tapi berbeda dengan ITB dan UGM yang dibiayai oleh Dirjen Dikti, Unikom memberangkatkan timnya dengan merogoh kocek sendiri. Ini dilakukan oleh Eddy agar menunjukan bahwa siapapun bisa berprestasi dengan atau tanpa dukungan dari pemerintah. Khususnya dalam hal dana.

"Kita ke Amerika boleh dibilang seluruhnya dibiayai oleh Unikom. Kita tidak bergantung pada pemerintah. Ada atau tidak ada dana dari pemerintah, kita tetap akan kirimkan tim kita untuk berlomba di luar. Saya berharap pimpinan Perguruan Tinggi lainnya juga jangan selalu berharap ada bantuan baru inovasi dan berkreasi," paparnya.

( afz / wsh )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages