KursusHP ServisHP Servis EMMC Ganti EMMC kursus teknisi handphone kursus reparasi handphone kursus servis handphone kursus bongkar pasang handphone kursus ganti LCD handphone kursus ganti baterai handphone kursus ganti kamera handphone kursus ganti flash handphone kursus ganti speaker handphone kursus ganti port charger handphone kursus ganti komponen handphone lainnya kursus teknisi handphone murah kursus teknisi handphone cepat kursus teknisi handphone bergaransi kursus teknisi hanpphone dekat

Sabtu, 18 September 2010

Selamat Tinggal Kabel Telepon Tembaga

Achmad Rouzni Noor II - detikinet

Kabel optik (ist)

Jakarta - Telkom secara perlahan mulai mengucapkan selamat tinggal kepada jaringan kabel telepon tembaganya (copper wire). Perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia itu kini mulai menyambut era full broadband berbasis kabel optik.

Sejak digencarkannya modernisasi jaringan 2007 lalu, sebanyak satu juta SSL dimana 40% di antaranya berada di Jabodetabek, telah rampung diremajakan alias diganti dengan jaringan serat optik.

"Hingga 2015 nanti, kami menargetkan seluruh SSL yang berjumlah lebih dari 8 juta sambungan kabel tembaga telah di-upgrade jadi serat optik. Sehingga mampu menghadirkan akses data kecepatan tinggi," ucap VP Public and Marketing Communication Telkom, Eddy Kurnia, kepada detikINET, Jumat (17/9/2010).

Rencananya, 70% jaringan akan dimodernisasi dengan teknologi Multi Service Access Network (MSAN) yang memiliki kemampuan menyalurkan bandwidth hingga 20 Mbps dan 30% melalui teknologi Gigabyte Passive Optical Network (GPON) dengan kemampuan menyalurkan bandwidth hingga 100 Mbps.

"Kedua komponen ini memegang peranan penting mengingat setelah jaringan tembaga diganti dengan serat optik dibutuhkan perangkat aktif untuk menyalurkan data ke pelanggan," jelas Eddy lebih lanjut.

Selain 8 juta SSL yang akan diganti dengan serat optik, Telkom juga memodernisasi jaringan akses fully copper (tembaga) terhadap 2 juta SSL yang mampu menyalurkan bandwidth antara 1 Mbps hingga 4 Mbps.

EGM Akses Telkom Muhammad Awaluddin mengungkapkan, dalam lima tahun ke depan upaya pengembangan infrastruktur jaringan akses akan fokus pada penyediaan akses optik secara penuh hingga ke rumah-rumah atau gedung-gedung.

Targetnya, dengan komposisi jaringan akses FTTE (fiber end-to-end copper) 15%, akses FTTC (Fiber to the Curb) yang menggunakan teknologi MSAN, GPON dan VDSL 70%, serta akses FTTB/H (Fiber to the Building/Home) 15%.

Rencana ini akan direalisasikan karena kapasitas true broadband alias akses dengan kecepatan 20 Mbps dan 100 Mbps yang di tahun 2010 nanti diperkirakan hanya mencapai 21%, maka pada 2015 akan berkembang menjadi 85%.

"Untuk tahun ini sudah disiapkan dana Rp 1,2 triliun untuk meremajakan jaringan tembaga. Rencananya tahun depan minimum alokasinya sama. investasi diambil dari belanja modal setiap tahunnya," ungkap Awaluddin.

Berdasarkan catatan, pada tahun ini Telkom memiliki belanja modal sebesar Rp 20,6 triliun, lebih tinggi 6,25% dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp 19,2 triliun. Sedangkan pada 2011 direncanakan besarannya menjadi Rp 20,4 triliun.

Menurut Dirut Telkom Rinaldi Firmansyah, pihaknya menargetkan kontribusi pendapatan data, internet, dan teknologi informasi terhadap total pendapatan operasi perusahaan mencapai 20% pada akhir tahun 2010 nanti.

Lebih jauh Rinaldi menjelaskan, jaringan tembaga diremajakan karena infrastruktur itu sebagai tulang punggung berbagai layanan berbasis Telecommunication, Information, Media, Edutainment (TIME) yang diusung Telkom.

"Peremajaan ini sebagai pintu masuk layanan Home Digital Services atau HDS yang akan memenuhi berbagai kebutuhan pelanggan perumahan dalam berkomunikasi dengan cara-cara yang berbeda dan lebih maju," jelasnya.

Konsep HDS sendiri meliputi digital home communication, digital home office, digital entertainment, dan digital surveillance & security. Layanan HDS sudah mulai dan akan digelar di berbagai tempat, antara lain di seluruh gedung pencakar langit High Rise Building (HRB), kawasan industri, kawasan bisnis, atau apartemen yang dikelola oleh Agung Sedayu Group (ASG).


Pengembang lainnya yang digandeng adalah Ciputra Grup di Surabaya, Pakuwon Grup untuk superblok Gandaria City, dan FTTB untuk FX Plaza Senayan.


Tantangan



Masih menurut Rinaldi, terdapat tiga isu kritikal yang dihadapi dalam pengembangan infrastruktur jaringan pita lebar ke depan seiring dengan usahanya mengembangkan portofolio bisnis TIME.


Tiga isu yang dimaksud adalah menjaga teknologi agar senantiasa mampu mengakomodasi kebutuhan konsumsi bandwidth yang terus meningkat, menciptakan pendapatan baru (to generate new revenue), dan mempertahankan mempertahankan biaya (to restrain the cost).

"Isu-isu ini terkait langsung dengan tiga hal, yaitu Average Revenue per User (ARPU), bandwidth atau lebar pita, dan biaya," katanya.

Upaya Telkom dalam menghadapi tantangan ini adalah mengoptimalkan variabel ARPU-bandwidth-biaya. Di sisi bandwidth, kapasitas terus dikembangkan dengan memanfaatkan serangkaian teknologi.

Di sisi ARPU, Telkom akan terus mengembangkan berbagai layanan seperti mobile internet application, IPTV, managed leased line, dan wholesale. Sedangkan di sisi biaya (cost) melakukan efisiensi melalui langkah-langkah penyederhanaan arsitektur jaringan, optimasi trafik point-to-point, sinergi protokol internet (IP), serta pemeliharaan yang mudah dan penetapan lokasi secara cepat.

Dengan demikian, Telkom bisa ucapkan selamat tinggal pada rezim kabel tembaga dan menyambut era baru berbasis full broadband dengan kabel serat optik. Sebagai national flag carrier, rasanya Telkom memang sudah seharusnya begitu.



( rou / rou )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages