KursusHP ServisHP Servis EMMC Ganti EMMC kursus teknisi handphone kursus reparasi handphone kursus servis handphone kursus bongkar pasang handphone kursus ganti LCD handphone kursus ganti baterai handphone kursus ganti kamera handphone kursus ganti flash handphone kursus ganti speaker handphone kursus ganti port charger handphone kursus ganti komponen handphone lainnya kursus teknisi handphone murah kursus teknisi handphone cepat kursus teknisi handphone bergaransi kursus teknisi hanpphone dekat

Jumat, 05 Maret 2010

Tips Bertansaksi Aman via Internet Banking

Whery Enggo Prayogi - detikinet

Ilustrasi (Ist.)

Jakarta - Transaksi perbankan yang semakin canggih ibarat buah simalakama. Satu sisi menguntungkan karena kemudahan yang didapat, namun sebaliknya sistem ini rawan terhadap kejahatan elektronik.

Hal tersebut diakui Direktur PT Bank Internasional Indonesia Tbk. (BII), Stephen Liestyo. kepada detikFinance saat ditemui di Alun-Alun Grand Indonesia Jalan MH Thamrin Jakarta Rabu (17/2/2010).

"Transaksi melalui internet banking, termasuk juga mobile banking sangat berguna. Bank tidak perlu investasi banyak, karena semua biaya lebih banyak ditanggung nasabah. Namun ini punya kelemahan, yaitu celah kejahatan dalam bentuk pengambilan dana menjadi besar," urainya.

Untuk mencegah sisi negatif dari kecanggihan transaksi perbankan, ada baiknya Anda menerapkan berbagai tips agar tetap bisa aman bertransaksi.

Pertama, pastikan bank tempat nasabah mendaftarkan layanan internet banking menggunakan second autofication. Lazimnya orang mengenal Token.

Token berfungsi sebagai bentuk proteksi tahap dua. Selain ada username dan password, nasabah juga akan lebih aman bertransaksi melalui piranti tambahan ini.

"Token bisa berbentuk fisik atau SMS. Jika SMS kita memanfaatkan handphone kita untuk autofication tersebut," katanya.

Namun sampai saat ini belum seluruh bank yang memberikan fasilitas token. Untuk itu, BI telah memberi peringatan kepada bank yang bersangkutan, dalam bentuk audit secara berkala.

"Subyeknya ke BI. Nanti akan ada warning dan diaudit minimal satu tahun sekali. Kalau BII sudah. Token kami yakini untuk sementara jauh lebih baik dari pada tidak ada," tegasnya.

Selanjutnya yang harus diperhatikan adalah situs korporasi yang melayani internet banking nasabah. Banyak ditemui kasus, sindikat mengkloning situs salah satu perbankan. Bentuk, warna, kanal serta fitur dibuat seruap namun tidak sama.

Jadi nasabah harus teliti. Meskipun sama, pasti ada satu atau dua instrumen yang berbeda. Salah satunya adalah nama situs tersebut alias domain. Domain pasti akan berbeda satu sama lain.

"Perhatikan situs palsu. Bisa saja nasabah masukkan data saat ingin pakai layanan internet banking. Ternyata itu palsu, hingga data nasabah tercuri. Jadi harus hati-hati," ucapnya.

Ditambahkan Stephen, layaknya fitur dalam situs jejaring sosial, perbankan juga diwajibkan menambah layanan notifikasi. Yaitu informasi tentang aktivitas user account dalam tempo beberapa waktu kebelakang, baik nasabah sendiri yang melakukan, atau user lain yang berhubungan dengan nasabah. Seperti terima transfer atau auto debit tagihan kredit.

Nah saat ada transaksi yang tidak diketahui nasabah, apalagi sampai mengurangi saldo, nasabah dapat mengetahui secara diri.

"Ini jadi penting. Umumnya sih melalui email. SMS juga bisa tapi berbayar," imbuhnya.

( wep / ash )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages