KursusHP ServisHP Servis EMMC Ganti EMMC kursus teknisi handphone kursus reparasi handphone kursus servis handphone kursus bongkar pasang handphone kursus ganti LCD handphone kursus ganti baterai handphone kursus ganti kamera handphone kursus ganti flash handphone kursus ganti speaker handphone kursus ganti port charger handphone kursus ganti komponen handphone lainnya kursus teknisi handphone murah kursus teknisi handphone cepat kursus teknisi handphone bergaransi kursus teknisi hanpphone dekat

Kamis, 24 Juni 2010

Bconnect Pakai Frekuensi Sempit untuk EVDO

Achmad Rouzni Noor II - detikinet

Ilustrasi (Ist.)

Jakarta - Bakrie Connectivity (Bconnect) hanya mengandalkan satu kanal (carrier) selebar 1,25 MHz saja untuk menyelenggarakan layanan internet berbasis CDMA EVDO Rev A. Itu sebabnya, unit bisnis baru Bakrie Telecom itu tak berani muluk-muluk pasang target tinggi.

"Kami pakai satu carrier khusus untuk data EVDO ini. Satu carrier itu lebarnya 1,25 MHz. Memang frekuensinya sempit jika dibandingkan GSM yang pakai minimal 5 MHz, tapi kapasitasnya bisa kami perbesar," terang Wakil Dirut Bakrie Telecom Bidang Jaringan, Muhammad Buldansyah, kepada detikINET di sela peluncuran perdana produk AHA, di Hotel Four Season, Jakarta, Kamis (24/6/2010).

Untuk menyelenggarakan data berbasis EVDO Rev A di Jakarta, Bogor, Jawa Barat dan Banten (JBJB), anak perusahaan Bakrie & Brothers itu menggunakan satu dari empat kanal yang tersedia. Sedangkan di luar area itu secara nasional, kanal yang digunakan satu dari tiga yang ada.

"Kita punya empat carrier di JBJB, tiga dipakai untuk voice, satu untuk data. Sementara di daerah ada tiga carrier, dua untuk voice, satu untuk data," kata Danny, demikian ia biasa disapa.

Menurutnya, dengan satu kanal frekuensi 1,25 MHz, Bconnect masih mampu melayani 50-60 pengguna EVDO dalam satu coverage BTS (base transceiver station) dengan akses masing-masing pengguna 500-600 Kbps.

"Itu saja sudah cepat aksesnya. Kalau sendirian yang pakai bisa 2,6 Mbps. Tapi per BTS peak average untuk 50-60 user bisa 600-700 Kbps. Lebih dari 60 orang memang akan turun kecepatannya. Tapi bisa kita tambah lagi BTS-nya," kata Danny yang sempat lama jadi Direktur Network di XL Axiata.

Menurut Danny, saat ini Bakrie punya sekitar 3900 BTS untuk coverage nasional di frekuensi 800 MHz. "70% di antaranya sudah bisa EVDO Rev A. Kami cuma punya satu carrier saja, mana bisa Rev B," kata dia.

Keterbatasan kanal frekuensi itu yang kemudian menjadi penyebab Bconnect tak berani pasang target muluk saat mulai memasarkan EVDO dengan brand produk AHA.

"Kami tak berani pasang target tinggi dulu karena belum tahu model bisnisnya seperti apa nanti. Untuk modem AHA saja baru kami sediakan 100 ribu unit," ujar Erik Meijer, Dirut Bconnect.

AHA (Always Happy Always) merupakan produk layanan data nirkabel berbasis jaringan CDMA 1x-EVDO Rev A yang diklaim Bconnect mempunyai kemampuan setara broadband wireless access.

Bconnect memasarkan layanan ini dalam bentuk kartu khusus CDMA EVDO serta modem USB dongle khusus CDMA dengan merek Olive tipe VME-110 yang dibanderol Rp 499 ribu.

Unit bisnis baru itu juga menggandeng Google Internasional untuk kerja sama penyediaan internet browser Google Chrome dan layanan pencari yang dimodifikasi khusus untuk pengguna AHA dari Bconnect.

Bconnet merupakan unit bisnis Bakrie Telecom yang dibentuk khusus untuk memasarkan layanan data. Untuk kebutuhan jaringannya disediakan oleh Bakrie Network (Bnet). Investasi yang dikeluarkan Bakrie Telecom untuk Bconnect dan Bnet sebesar US$ 100 juta.

Investasi besar itu tentunya dialokasikan khusus agar perusahaan itu bisa berbicara banyak di layanan data. Sebab menurut Erik, dari 11 juta pelanggan Bakrie Telecom, jumlah pengguna datanya masih sangat sedikit.

"Revenue data 10%, tapi itu bercampur dengan VAS. Kalau pengguna datanya sendiri cuma ratusan ribu," kata Erik tanpa bisa menyebut jumlah yang pasti.

( rou / ash )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages