KursusHP ServisHP Servis EMMC Ganti EMMC kursus teknisi handphone kursus reparasi handphone kursus servis handphone kursus bongkar pasang handphone kursus ganti LCD handphone kursus ganti baterai handphone kursus ganti kamera handphone kursus ganti flash handphone kursus ganti speaker handphone kursus ganti port charger handphone kursus ganti komponen handphone lainnya kursus teknisi handphone murah kursus teknisi handphone cepat kursus teknisi handphone bergaransi kursus teknisi hanpphone dekat

Senin, 15 Februari 2016

Intel Dorong Revolusi Digital di NBA All-Star Game

Intel Dorong Revolusi Digital di NBA All-Star Game  
 
 
Jakarta - Ajang kompetisi bola basket profesional di Amerika Serikat, NBA All-Star Game, akhirnya ikut terkena imbas revolusi digital di bidang olahraga. Menurut raksasa teknologi Intel, langkah ini adalah revolusi baru sejak seratus tahun silam.

"Sebut saja ini adalah digitalisasi olahraga. Ketika digitalisasi digunakan dalam dunia olahraga, benar-benar merupakan sebuah perubahan besar," kata CEO Intel Corporation Brian Krzanich seperti detikINET kutip dari situs resmi Intel, Senin (15/2/2016).

Lebih lanjut, Krzanich menerangkan bahwa Intel bersama NBA menjalin kemitraan dalam ajang NBA All-Star 2016 dengan menghadirkan tayangan 3D untuk para penonton televisi dan media digital.

NBA dan stasiun televisi Turner Sports akan memanfaatkan terobosan video format freeD sehingga memungkinkan penggemar menyaksikan tayangan ulang dan cuplikan dengan pandangan 360 derajat dari seluruh sudut.

Tayangan ulang video akan memungkinkan penonton merasa terbang melihat aksi-aksi pemain dari hampir setiap sudut yang memungkinkan, memberikan pemandangan yang tak tertandingi ke dalam pertandingan.

Platform video format freeD menyatukan video yang diambil oleh 28 kamera ultrahigh-definition yang diposisikan di sekitar arena ke dalam satu tayangan yang mulus hampir tanpa cela.

Tayangan ulang freeD akan tersedia untuk penggemar yang menonton langsung baik di saluran TNT maupun media digital seperti di NBA.com, Aplikasi NBA, dan media sosial.

"Ini berarti bahwa segala sesuatu yang kita lakukan dalam olahraga dapat ditangkap sebagai bagian dari data. Sebuah data yang belum pernah kita dapatkan sebelumnya. Detail terkecil dari sebuah pertandingan, dari sudut siku seorang atlet pada lemparan bebas sampai ke sudut vertikal ketika terjadi slam dunk, kini dapat diukur dan disiarkan secara real time," lanjut Krzanich.

Inovasi pihaknya pada ajang NBA tadi, menurutnya, bukanlah yang pertama. Pasalnya, di ajang X Games Aspen di Colorado pada 28 Januari 2016 hingga 31 Januari 2016, pihaknya menempatkan perangkat keping kecil pada papan seluncur salju untuk lomba Big Air dan Ski Slopestyle kelompok pria.

Dengan cara itu, segala sesuatu tentang lomba tersebut diukur, mulai dari ketinggian, rotasi, kecepatan dan bahkan kekuatan pendaratan dari masing-masing atlet. Semua data ini disajikan secara real time untuk para penggemar yang melihat langsung di arena dan para pemirsa televisi di rumah.

Semua data ini tidak hanya menciptakan sebuah pengalaman yang sama sekali baru, namun juga memberikan kepada atlet, data yang belum pernah mereka dapatkan sebelumnya, yang akan memungkinkan mereka untuk berlatih dan meningkatkan pada level yang jauh lebih cepat.

NBA All-Star Game kian memberi porsi lebih pada penghitungan jumlah pemirsa stasiun televisi semisal Turner Sports. Pada ajang NBA All-Star Game edisi 2015 di Madison Square Garden, New York, tercatat ada 7,2 juta pemirsa. Angka ini susut andai dibandingkan dengan pencapaian pada 2014 yakni 7,5 juta pemirsa.

Menariknya, pada 2013, jumlah pemirsa justru berada pada posisi 8 juta. Sementara, pada edisi 2011, ada 9,1 juta pemirsa. Kemudian, pada ajang 2016 kali ini yang berlangsung di Toronto, Kanada, sejak 12 Februari 2016 hingga 14 Februari 2016 target pemirsa yang dipatok adalah 6,1 juta. (rou/rou)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages