KursusHP ServisHP Servis EMMC Ganti EMMC kursus teknisi handphone kursus reparasi handphone kursus servis handphone kursus bongkar pasang handphone kursus ganti LCD handphone kursus ganti baterai handphone kursus ganti kamera handphone kursus ganti flash handphone kursus ganti speaker handphone kursus ganti port charger handphone kursus ganti komponen handphone lainnya kursus teknisi handphone murah kursus teknisi handphone cepat kursus teknisi handphone bergaransi kursus teknisi hanpphone dekat

Rabu, 17 Februari 2016

Disambangi Jokowi, Google Siap Terbangkan Balon Raksasa

Jakarta - Para petinggi Google di Mountain View, California, Amerika Serikat, siap menyambut kehadiran rombongan Presiden Joko Widodo di markasnya dengan memamerkan balon internet raksasa yang siap diterbangkan ke Indonesia.

Seperti detikINET kutip Gizmodo, Rabu (17/2/2016), raksasa internet dari Silicon Valley ini dikabarkan telah siap melakukan uji lapangan perangkat balon internet yang dikenal dengan sebutan Loon Project itu di Indonesia dan Sri Lanka.

Untuk mempercepat uji cobanya, Google dikabarkan terus memperbaiki balon yang berfungsi sebagai pemancar sinyal telekomunikasi tersebut. Harapannya, investasi untuk balon ini bisa jadi lebih murah dan bisa dikontrol lebih mudah.

Satu balon yang mengudara kabarnya bisa bertahan 19 kali keliling dunia sepanjang 187 hari tahun lalu. Masuknya uji coba ke jaringan operator adalah yang pertama dari tahapan Loon Project.

Padahal, teknologi ini belum pernah diuji coba ke pelanggan. Kabarnya dengan akses sekitar15 Mbps, Indonesia dan Sri Lanka akan menjadi dua negara pilihan yang akan menjajal untuk pertama kalinya.

Di Sri Lanka, dengan menggandeng operator seluler lokal Colombo, salah satu balon dari Google telah masuk ke ruang udara negara itu. Dalam uji coba ini akan dilihat akurasi penerbangan, efisiensi frekuensi, dan hal teknis lainnya.

Di Indonesia, tiga operator besar akan dimanfaatkan frekuensi 900 MHz miliknya oleh balon Google. Ketiganya adalah Telkomsel, Indosat, dan XL Axiata. Pemerintah memuluskan uji coba ini dengan menyiapkan sejumlah regulasi pendukung.

Presiden Jokowi bersama rombongan menteri rencananya akan mengunjungi markas Google usai menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-AS yang berlangsung di St. Regist, San Francisco.


Sebelumnya, Sergey Brin, sang pendiri Google yang ikut membidani Loon Project ini sempat menemui Menkominfo Rudiantara di Jakarta untuk membicarakan kelanjutan dari uji coba teknis balon internet tersebut.

Sergey memastikan balon internet itu akan mengudara awal 2016 di atas bumi Indonesia. Namun untuk detail teknisnya, menurut dia, harus dibicarakan kembali dengan tim teknis Project Loon dan masing-masing operator.

Proyek balon internet itu, dipastikan oleh Sergey, bisa menyebarkan jaringan telekomunikasi dengan cara yang jauh lebih efisien ketimbang menggunakan menara base station (BTS) yang di darat jika melihat kondisi Indonesia yang punya banyak pulau terpencil.

Dia pun mengaku menyiapkan jumlah balon yang cukup banyak untuk uji coba teknisnya di Indonesia nanti. Namun saat ditanya detikINET berapa balon yang akan dialokasikan, Sergey mengaku belum tahu pasti berapa detailnya.

"Tapi balon tersebut nantinya akan memberikan coverage di darat hingga laut. Karena harus mengatur rotasinya seiring pergerakan udara, jumlahnya akan cukup banyak dan lebih efisien -- dibanding menara BTS di darat," jelasnya lebih lanjut.

Project Loon sejauh ini merupakan hal yang sangat besar bagi Indonesia, mengingat Indonesia adalah negara kepulauan. Sergey mengatakan, banyak pulau kecil di Indonesia yang layak mendapatkan akses Internet.

"Tak hanya pulau, tapi juga laut Indonesia. Banyak aktivitas yang dilakukan di air, mulai dari para nelayan hingga orang-orang yang gemar menyelam. Akses internet juga bisa mendukung keamanan," papar Sergey saat datang ke Jakarta belum lama ini.

Kerja sama untuk menerbangkan balon Google tersebut telah disepakati bersama Telkomsel, Indosat, dan XL Axiata saat mengunjungi markas Google, akhir November 2015 lalu. Balon Google itu rencananya akan menyebarkan sinyal 4G lewat udara di spektrum 900 MHz.

"Nantinya kami tidak cuma pakai spektrum frekuensi itu. Kita pakai dua frekuensi. Satu dengan operator, satu lagi untuk komunikasi antar balon," kata Sergey coba menjelaskan topologi mesh network yang digunakan balon Google.

Sergey pun telah mendengar soal kekhawatiran akan terjadinya ancaman keamanan terkait balon Google ini. Namun, ia menegaskan tak perlu khawatir karena Google tak akan bertindak di luar kesepakatannya dengan para mitra operator.

"Kalau khawatir dimata-matai balon Google, sebenarnya kita punya ratusan ribu BTS di darat yang musti lebih dikhawatirkan," kata Menkominfo Rudiantara yang duduk menemaniSergey saat menemui media di kantor Kemenkominfo.




Uji coba antara ketiga operator dan balon Google itu akan berlangsung setahun penuh sejak awal 2016. Ada lima titik yang akan jadi lokasi uji coba, antara lain di atas kepulauan Sumatera, Kalimantan, dan Papua Timur.

"Untuk uji coba balon Google, kami hanya bersikap pasif saja. Karena semua peralatan Google yang sediakan. Kami cuma menyediakan infrastruktur existing saja," kata Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah kepada detikINET beberapa waktu lalu di Pekanbaru.

Selama masa uji coba teknis ini, akses internet melalui Project Loon, ditegaskan oleh Ririek, akan berada sepenuhnya dalam kontrol Telkomsel melalui infrastruktur backbone yang dimiliki Telkomsel ataupun Telkom seperti di Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS).

Balon Google nantinya akan terbang dan bergerak mengelilingi Indonesia di atas ketinggian 20 kilometer dengan radius pancaran sinyal 40 kilometer. Sinyal yang dihantarkan merupakan sinyal seluler 4G LTE dengan base station buatan Google sendiri.

Sementara menurut Dian Siswarini, President Director & CEO XL Axiata, balon itu bisa terbang selama 150 hari di angkasa. Sebelum balon itu kempis, pihak Google akan mengarahkan lokasi pendaratan balon tersebut di daratan kosong, bukan di lautan, agar perangkat radio pemancarnya bisa diambil dan dimanfaatkan lagi.

Dian menjelaskan radio pemancar yang menempel di balon itu disediakan oleh Google, yang telah didesain khusus agar tahan terhadap air sampai angin kencang. Sementara itu, radio pada balon itu tetap terhubung dengan menara pemancar di darat milik operator seluler.

Menurut rencana, uji coba teknis itu bakal dilakukan secara bergantian oleh XL, Telkomsel, dan Indosat, sejak kuartal pertama atau kedua 2016. XL sendiri berencana melakukan uji coba di kawasan timur Indonesia yang belum terjangkau infrastruktur telekomunikasi darat.

"Mungkin nanti ujicobanya di Kalimantan, Sulawesi, dan daerah timur lainnya," ungkap Dian kepada detikINET saat berkunjung ke kantor detikcom di Warung Buncit, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Dalam catatan, Google sendiri mengkalkulasi, Indonesia membutuhkan sekitar 6.000 balon jika ingin seluruh area Nusantara kebagian sinyal dari atas balon udara. Namun menurut President Director & CEO Indosat Alexander Rusli, yang diuji coba tak akan sebanyak itu.

"Balon yang dikirim ke atas ratusan, bikin ring keliling bumi, ribuan kaki di atas bumi. Nah, balon yang akan dipakai di Indonesia itu yang pas lewat di atas Indonesia saja," kata Alex dalam kesempatan berbeda di kantor Indosat. (rou/rou)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages